PTM PTK 2011
Selasa, 02 Juli 2013
mesin gerinda
TEORI
PEMESINAN
MESIN
GERINDA

|
A.
Pendahuluan
Mesin Gerinda adalah salah satu mesin
perkakas dengan mata potong jamak, dimana mata potongnya berjumlah sangat
banyak yang digunakan untuk
mengasah/memotong benda kerja dengan tujuan tertentu. Prinsip kerja mesin
gerinda adalah batu gerinda berputar bersentuhan dengan benda kerja sehingga
terjadi pengikisan, penajaman, pengasahan, atau pemotongan.
B.
Jenis-Jenis
Mesin Gerinda
Berdasarkan
hasil operasi penggerindaan, mesin gerinda dikelompokkan atas :
a.
Mesin
gerinda datar / surface grinding machine
Adalah
mesin gerinda dengan teknik penggerindaan mengacu pada pembuatan bentuk datar,
bentuk, dan permukaan yang tidak rara pada sebuah benda kerja yang berada di
bawah batu gerinda yang berputar. Pada umumnya mesin ini di gunakan untuk
menggerinda permukaan yang meja mesinnya
bergerak horizontal bolak-balik. Meja ini dapat diopersikan manual
maupun otomatis. Pencekaman benda kerja dengan cara diikat pada kotak meja magnetik.
Menurut sumbunya, mesin ini dibagi
menjadi 4 jenis, yaitu:
·
Mesin gerinda datar
horizontal dengan gerakan meja bolak-balik. Mesin ini digunakan untuk
menggerinda benda-benda dengan permukaan rata dan menyudut.

·
Mesin gerinda datar
horizontal dengan gerakan meja berputar. Mesin jenis ini digunakan untuk
menggerinda permukaan rata poros.

·
Mesin gerinda datar
vertikal dengan gerakan meja bolak-balik. Mesin ini digunakan untuk menggerinda
benda kerja dengan permukaan rata dan lebar serta menyudut.

·
Mesin gerinda datar
vertikal dengan meja berputar, fungsi mesin ini sama dengan mesin gerinda datar
horizontal meja bolak-balik.

Bagian-bagian utama mesin gerinda datar:

Keterangan:
1) Spindel
pemakanan batu gerinda
2) Pembatas
gerak langkah meja mesin/ stopper
3) Sistem
hidrolik mesin
4) Spindel
penggerak meja mesin naik turun
5) Spindel
penggerak meja memanjang
6) Tuas
kontrol meja mesin
7) Panel
kontrol
8) Meja
mesin
9) Spindel
utama batu gerinda
Untuk merk dan type terkadang letak
posisi spindel, tuas dan panel kontrol mesin berbeda.
Perlengkapan mesin gerinda datar:
1) Meja
magnet listrik
2) Meja
magnet permanen
3) Ragum
mesin
4) Meja
sinus
5) Meja
sinus universal
6) Blok
pencekam khusus
7) Pengasah
batu gerinda/ dresser
b.
Mesin
gerinda silinder / cylindrical grinding machine
Adalah
jenis mesin gerinda dengan benda kerja yang mampu di kerjakan adalah benda
dengan bentuk silinder. Jenis mesin ini dibagi menjadi 4 macam, yaitu:
·
Mesin gerinda silindris
luar
·
Mesin gerinda silindris
dalam
·
Mesin gerinda silindris
universal
·
Mesin gerinda silindris
luar tanpa senter

Keterangan:
·
Kepala utama
·
Spindel utama benda
kerja
·
Kaki mesin
·
Panel kontrol
·
Meja bawah
·
Meja atas
·
Kepala lepas
·
Perlengkapan pendingin
Perlengkapan
mesin gerinda silinder :
1) Cekam
rahang 3
Berfungsi untuk mencekam benda yang akan
di gerinda
2) Collet
Berfungsi untuk mencekam benda yang akan
di gerinda tetapi memiliki permukaan yang halus
3) Face
plat
Berfungsi mencekam benda dengan
permukaan dalam yang akan digerinda
4) Pembawa
/ lathe dog
Untuk mencekam benda kerja dengan
pencekaman beetwen senter
5) Senter
ulir
Sebagai penyangga ujung benda kerja pada
pencekaman beetwen senter dan dipasang di spindel utama
6) Senter
konis
Sebagai penyangga pada tail stok
7) Cekam
magnet
Untuk mencekam dengan diameter lebar dan
pendek. Prinsip kerjanya sama dengan meja magnet pada mesin gerinda ratal
8) Dial
indikator
Untuk mengecek kesenteran/ kelurusan
meja mesin terhadap sumbu gerinda
9) Penyangga
tetap
Untuk menyangga benda kerja yang panjang
agar tidak terjadi defleksi pada saat proses penggerindaan
10) Pengasah
batu gerinda/ dresser
Untuk mengasah batu gerinda jika sudah
tidak rata.
c.
Mesin
gerinda alat potong / tool grinding machine
Mesin
ini hanya digunakan untuk pekerjaan presisi, yaitu menajamkan (mengasah)
berbagai jenis cutting tool seperti mata pahat bubut, mata bor, dan lain-lain.
Juga digunakan memperhalus (finishing) bentuk silinder, taper, internal, dan
surface dari benda kerja yang mengharuskan ketelitian. Mesin gerinda ini dibagi
menjadi dua, yaitu :
1.
Mesin gerinda untuk
pengasahan perkakas potong seperti pisau frais, reamer, dan sejenisnya.
Perlengkapan mesinnya
untuk pengasahan dapat diputa-putar atau digeser sesuai dengan bentuk benda
kerja yang diasah. Batu gerinda pada waktu pengasahan digerakkan dengan tangan
melalui handelnya secara bolak-balik. Benda kerjaq diputar dengan tangan
melalui perlengkapan penjepitnya.
2.
Mesin gerinda untuk
pengasahan perkakas potong seperti pahat potong mesin bubut dan pengasahan mata bor.
Benda kerjanya didorong
ke arah batu gerinda yang berputar. Mesinnya tidak mempunyai meja, diganti
dengan perlengkapan lainyang dapat digeser derajatnya sesuai dengan sudut-sudut
pada benda kerja yang diasah.
d.
Internal
grinding machine
Mesin gerinda ini
digunakan untuk menggerinda bagian dalam (suatu lubang) suatu benda kerja
seperti pada dinding dalam suatu silinder.
e.
Mesin
gerinda sabuk (Abrasive belt grinding
machine)
Mesin
gerinda sabuk merupakan mesin gerinda dengan abrasive menyerupai sabuk pada
suatu konveyor. Sabuk abrasif terpasang vertikal, dimana masing-masing ujungnya
dihubungkan dengan poros motor dan spindle pulley.
Sabuk abrasif terletak pada rumah sabuk yang mempunyai kecepatan putar antara
75-1800 m/min. Gerinda jenis ini juga disebut high energy grinding.

f.
Mesin
gerinda centreless (centreless grinding
machine)
Mesin gerinda ini
digunakan untuk menggerinda permukaan benda kerja silindris yang tidak
mempunyai lubang senter. Benda kerja diletakkan diantara roda gerinda dengan
roda pengarah (regulating wheel),
dimana roda-roda berputar lambat. Regulating
wheel akan berputar sehingga benda kerja akan bergerak sambil berputar
mengikuti perputaran roda.

Berdasarkan konstruksinya, mesin gerinda
dikelompokkan menjadi :
a.
Mesin
gerinda berdiri
Mesin gerinda berdiri
merupakan mesin gerinda yang terpasang pada kakinya yang tinggi. Mesin gerinda
ini juga disebut dengan mesin gerinda lantai, karena diletakkan langsung pada
lantai.
b.
Mesin
gerinda duduk ( bench grinder)
Mesin
gerinda duduk merupakan mesin gerinda yang pemasangannya dengan cara diikat
dengan baut pada meja kerja. Mesin gerinda ini digunakan untuk mengasah
perkakas potong berukuran kecil seperti mata bor, pahat dingin/pahat tangan,
pahat bubut, dan pahat sekrap serta untuk penggerindaan benda kerja dengan
pengurangan bahan yang kecil. Batu gerinda dipasang pada kedua ujung poros dan
digerakkan dengan motor listrik atau tangan, dimana pada poros sebelah kanan
dipasang batu gerinda halus. Hal ini dimaksudkan supaya mesin gerinda ini
memiliki dua kegunaan, yaitu sebagai pemotong benda kerja dengan batu gerinda
kasar dan sebagai pengasah perkakas potong dengan batu gerinda halus.
c.
Mesin
gerinda tangan
Mesin
gerinda tangan merupakan mesin gerinda dengan gaya penggerak diteruskan dari
engkol ke roda gerinda melalui transmisi roda gigi. Biasanya dipergunakan pada
bengkel kecil atau unutk keperluan rumah tangga.
d.
Mesin
gerinda horizontal
Mesin
gerinda ini digunakan untuk menggerinda benda kerja dengan bidang rata. Benda
kerja dijepit pada meja yang dapat bergerak lurus bolak-balik secara otomatis
atau dengan gerakan tangan. Roda gerinda dapat digerakkan melintang meja dan
naik turun.
C.
Bagian-bagian
Utama Mesin Gerinda
a.
Abrasive
wheel (piringan abrasif) atau batu gerinda/batu amplas/batu asah
Komponen
ini adalah salah satu faktor utama dalam penentuan hasil akhir penggerindaan.
Untuk mendapatkan hasil penggerindaan yang maksimal, pemilihan batu gerinda
dipengaruhi oleh beberapa hal yang akan dijelaskan di bawah., sebenarnya batu
gerinda terdiri dari 2 bahan penyusun utama, yaitu butiran asah / abrasive dan
perekat / bond.
b.
Identifikasi
batu gerenda
Pada
setiap batu gerinda pasti terdapat simbol/ tanda yang menyebutkan identitas
batu gerinda tersebut. Indentitas batu berisi informasi, antara lain:
1.
Jenis bahan asah
2.
Ukuran butiran asah
3.
Tingkat kekerasan
4.
Susunan butiran asah
5.
Jenis bahan perekat
Sebagai contoh:
35 C 60 R 8
S 15
Artinya:
35 :
prefix, kode pabrik
C : jenis abrasive, terdiri dari dua simbol
yaitu A (aluminium oksida atau alundun) dan C (silikon karbida atau crystolon)
60 :
ukuran abrasive
R :
tingkat kekerasan
8 :
susunan abrasive
S :
jenis bond
Cara
membaca kode diatas adalah, batu gerinda dengan bahan abrasive silikon karbida
dengan ukuran 60 mesh dengan susunan keras dan menggunakan perekat sodium
silikat.
D.
Beberapa
Faktor yang Perlu Diperhatikan Dalam Pemilihan Batu Gerinda
- Besarnya
busur singgung antara roda gerinda dan benda kerja, busur singgungan besar
berarti luasan gesekan juga luas, maka roda gerinda cepat aus. Untuk itu
gunakan roda gerinda lunak dengan butiran yang besar. Sedangkan untuk busur
singgungan kecil atau sedikit, gunakan roda gerinda yang keras dengan butiran
halus.
- Ukuran
butir pengasah: besarnya butir (grain)
menentukan jenis finishing dari benda
kerja yang digerinda.
- Grade
merupakan tingkat kekerasan roda gerinda, yang ditentukan olehkekuatan ikatan
(kepadatan ikatan antara butiran dan pengikat), dimana dalam aplikasi
pemilihannya dipengaruhi beberapa faktor, antara lain:
a.
Jenis penggerindaan :
gerinda dipilih sesuai dengan mesin yang digunakan serta bentuk yang sesuai
dengan pengerjaan.
b.
Luasan kontak : grade
lunak digunakan untuk luasan kontak benda kerja yang lebih besar, sedangkan
luasa yang lebih kecil digunakan roda gerinda yang lebih luas.
c.
Struktur bahan pengasah
dan ukuran butiran : dipilih roda gerinda yang sesuai dengan standar yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuat roda gerinda yang bersangkutan.
d.
Material benda kerja :
roda gerinda yang keras (kepadatan tinggi) digunakan pada benda kerja yang
lunak (soft), sedangkan roda gerinda yang lunak (kepadatan rendah) digunakan
pada benda kerja yang keras.
e.
Banyak bahan yang
digerinda : batu gerinda dengan butiran pengasah kasar dgunakan untuk bahan
yang cukup besar, sedangkan batu gerinda dengan butiran pengasah halus
digunakan untuk pekerjaan penyelesaian dan pengasahan alat-alat potong dengan
penggerindaan tipis.
f.
Permukaan/hasil akhir
yang diinginkan : roda gerinda dengan butiran pengasah kasar dan struktur
terbuka menghasilkan permukan yang kasar, dan butiran pengasah yang halus
dengan struktur tertutup akan menghasilkan permukaan yang halus.
g.
Kecepatan roda gerinda
: semakin cepat putaran roda gerinda terhadap benda kerja, semakin lunak grade
roda gerinda. Roda gerinda yang berputar pelan akan lebih cepat aus, sehingga
direkomendasikan untuk menggunakan grade keras pada kecepatan rendah.
h.
Kecepatan benda kerja :
makin cepat gerak benda kerja akan mengakibatkan ausnya/terkikisnya roda
gerinda, sehingga untuk kecepatan benda kerja yang lebih tinggi diperlukan batu
gerinda dengan perekat yang lebih keras.
E.
Bentuk
Piringan Gerinda
Batu
gerinda terdiri dari beribu-ribu sisi potong. Sisi potong batu gerinda jauh
lebih banyak dan lebih tajam bila dibandingkan dengan mesin frais, sehingga
batu gerinda digunakan untuk membentuk permukaan yang halus dan teliti.

|
Struktur
butiran menunjukkan jarak antara masing-masing butiran pengasah dalam batu
gerinda, ditentukan oleh susunan dan ukuran butiran pengasah serta jenis bahan
perekatnya. Bila jaraknya kecil, maka strukturnya rapat dan bila jaraknya
besar, maka strukturnya terbuka.
F.
Jenis-jenis
Bahan Abrasive
Bahan
abrasive (pengasah) dibagi menjadi dua, yaitu:
a.
Bahan
abrasive alami
Bahan abrasive alami
berupa batu pasir, emery, quartz, dan korundun. Bahan abrasive ini masih sering
digunakan pada industri umah tangga yang sederhana, seperti industri alat-alat
pertanian yang diproduksi secara tradisional. Sedangkan pada industri-industri
di negara maju sudah tidak menggunakan bahan pengasah ini.
b.
Bahan
abrasive buatan
Bahan abrasive buatan
merupakan bahan abrasive yang dihasilkan oleh industri. Bahan abrasive ini bisa
digunakan secara efektif, karena besar butir, bentuk butir, dan kemurnian butir
bisa diatur dengan baik sesuai dengan kebutuhan yang ada. Beberapa bahan
abrasive yang dihasilkan oleh industri, antara lain:
·
Oksida
Alumunium (Al2O3),
(A)
Paling
banyak di aplikasi sebagai bahan pembuatan batu gerinda. Digunakan untuk
menggerinda material dengan tegangan tarik tinggi seperti baja karbon, baja
paduan, HSS.
·
Silikon
karbida (SiC), (C)
Butiran yang sangat
keras dan mendekati kekerasan intan. Digunakan untuk menggerinda material
dengan tegangan tarik rendah. Seperti besi tuang kelabu, grafit, alumunium,
kuningan, dan karbida.
·
Diamond/
intan (D)
Butiran sangat keras,
digunakan untuk menggerinda material dengan kekerasan sangat tinggi. Seperti
carbida semen, keramik, kaca, granit, marmer, batun permata
·
Boron
nitride (BN), (CBN)
Kristal bahan ini
berbentuk kubus. Bahan ini digunakan untuk menggerinda benda kerja yang sangat
keras seperti karbida, baja perkakas dengan kekerasan diatas 65 HRC.
G.
Jenis-jenis
bond
· Tembikar / vitrified
(V)
Memiliki sifat yang
tidak mudah terpengaruh oleh air, minyak, ataupun perubahan suhu.
· Silikat / silicate (S)
Digunakan untuk menggerinda material
yang sensitif terhadap panas.
· Bakelit/ resinoid (B)
Digunakan untuk menggerinda dengan
kecepatan putar tinggi
· Karet / rubber (R)
Digunakan pada roda gerinda yang elastis
· Embalau / shellac (E)
Digunakan untuk hasil penggerindaan yang
sangat halus
· Perekat logam/ metal
bond
Di gunakan untuk mengikat abrasive boron
nitride dan intan.
H.
Ukuran
Butir Asahan
Ukuran
butir asah dinyatakan dalam bentuk angka. Dimana semakin kecil angka menunjukan
semakin besar ukuran butir abrasive dan semakin besar angka maka ukuran butir
abrasive semakin kecil. Batu gerinda dengan butir kasar (angka kecil) memiliki
kemampuan potong yang baik tetapi hasilnya kasar sedangkan batu gerinda dengan
butir halus (angka besar) memiliki kemampuan daya bentuk yang baik dan hasil
penggerindaan yang baik.
Tingkat
kekasaran
|
Ukuran
butir (mesh)
|
Kasar
|
12,
14,16,20,24
|
Sedang
|
30,36,46,56,60
|
Halus
|
70,80,90,100,120
|
Sangat
halus
|
150,180,220,240
|
Tepung
|
280,320,400,500,800,1200
|
Angka-angka
ini di dapat dari proses penyaringan, dimana saringan tersebut memiliki
lubang-lubang. Dimana Ukuran lubang didapat dari banyaknya lubang dalam
saringan seluas 1 inchi2 ,
ukuran lubang dinamakan dengan mesh.
Sebagai contoh:
1. jika dalam 1 inchi2 terdapat 120
lubang, berarti butiran yang dapat melewati/ lolos berukuran 120 mesh atau
lebih kecil lagi.
2. Jika
dalam 1 inchi terdapat 56 lubang,
berarti butiran yang dapat melewati/ lolos berukuran 56 mesh atau lebih kecil lagi.
Dan
jika butiran yang tertahan diatas saringan berarti memiliki besar butir 1 step
lebih tinggi ( ukuran butir yang lebih
kecil).
I.
Struktur
batu gerinda
Struktur
batu gerinda di pengaruhi dan di tentukan oleh perbandingan 2 faktor, yaitu
ukuran butiran dan perekat yang digunakan. Perbandingan perekat dengan butir
asah dalam batu gerinda berkisar antara 10-30 % dari volume total batu gerinda.
Dilihat dari perbandingan tersebut, terdapat 2 jenis batu gerinda, yaitu:
1.
Struktur terbuka/ batu
gerinda lunak
Jenis
ini memiliki sifat mudah melepaskan butir asah dalam tekanan tertentu karena
memiliki Jumlah perekat sedikit. Jenis ini di gunakan untuk menggerinda benda
yang keras, karena sifat yang mudah melepas butir asah, maka permukaan benda
kerja selalu mendapatkan butiran asah yang baru dan massih tajam. Percikan
bunga api yang dihasilkan banyak karena selain partikel benda kerja, gesekan
yang terjadi juga melepaskan butiran asah.
2.
Struktur tertutup/ batu
gerinda keras
Jenis
ini memiliki sifat yang sulit melepaskan butir asah dalam tekanan tertentu
karena memiliki perekat yang banyak. Jenis ini cocok di gunakan untuk
menggerinda benda yang lunak, karena sifat benda kerja yang lunak, maka mata
asah dapat lebih awet karena partikel benda kerja akan terkikis terlebih dahulu
dari pada terlepasnya butiran asah. Percikan bunga api yang dihasilkan oleh
penggerindaan sedikit.
a.
Kekerasan
batu gerenda
Tingkat
kekerasan tidak dilihat dari kerasnya butiran abrasive yang digunakan tetapi
dilihat dari kuatnya bond (perekat) untuk mengikat butiran abrasive dari
tekanan tertentu ketika melakukan proses penggerindaan. Tingkat kekerasan
dinyatakan dalam simbol huruf alfabet. Kekerasan batu gerinda dapat dilihat
pada tabel dibawah :
Tingkat kekerasan
|
Simbol
|
Sangat
lunak
|
E,F,G
|
Lunak
|
H,I,J
|
Sedang
|
L,M,N,O
|
Keras
|
P,Q,R,S
|
Sangat
keras
|
T,U,V,W
|
J.
Pekerjaan
Menggerinda
1. Langkah
pada proses penggerindaan :
a. Langkah
gerakan
Gerakan utama (V)
dilakukan oleh cakram asah yang berputar dengan angka putaran tetap. Gerakan
laju (Vw) dilakukan oleh benda kerja atau cakram asah, tergantung
ada konstruksi mesin gerinda. Pada pengasahan bidang, gerakan ini berupa
gerakan maju mundur, sedang pada pengasahan bidang meja bundar berupa gerakan
melingkar, serta pada pengasahan bundar berupa gerakan keliling benda kerja.
Gerakan memanjang (s) ialah pergeseran cakam asah atau benda kerja pada posisi
tegak lurus terhadap gerakan laju. Setelah penyelesaian tiap siklus, akram asah
bergerak ke samping sejauh kira-kira selebar cakram. Gerakan penyetelan
digunakan untuk mengatur kedalaman tusukan pengasah. Pada umumnya gerakan ini
dilakukan setelah penyelesaian satu siklus pengasahan.

Keterangan :
1. Pengasahan
keliling 4.
Pengasahan bundar dalam
2. Pengasahan
muka 5.
Pengasahan bundar anpa senter
3. Pengasahan
bundar luar 6. Pengasahan
alat perkakas
b. Langkah
pembentukan serpih
Pada proses pemotongan,
butir pengasah menyeret serpihdi depan tepi penyayatan. Ruang antara butir
asahan dipenuhi dengan serpih yang tergaruk sampai pengakhiran pengasahan yang
dilakukancakram. Kemudian serpih itu terlontar keluar dengan sendirinya akibat
gaya sentrifugal.
2. Penyetimbangan
Batu Gerinda
Sebelum
batu gerinda dipasang dan digunakan atau setelah pemakaian dalam jangka waktu
tertentu, sebaiknya batu gerinda di cek keseimbangannya agar saat berputar
tidak goyang. Hal ini perlu dilakukan karena pada setiap batu gerinda tidak
memiliki kerapatan yang sama pada setiap titiknya. Batu gerinda dapat dikatakan
setimbang apabila jika diputar akan berhenti dititik mana saja, tidak pada
titik tertentu.
Metode penyetimbangan
batu gerinda adalah:
1.
Gantung batu gerinda
dengan menggunakan tali
2.
Putar batu gerinda
hingga diam, tandai bagian atas dengan kapur
3.
Putar kembali batu
gerinda hingga diam, jika berhenti pada titik yang sama berarti batu gerinda
tidak setimbang. Pasang bobot penyetimbang pada titik yang ditandai.
4.
Putar kembali batu
gerinda, tandai kembali seperti pada poin 1.
5.
Putar kembali hingga
berhenti pada titik tertentu. Pasang bobot penyetimbang pada bagian yang
ditandai.
6.
Ulangi hingga batu
gerinda berhenti di sembarang titik.
7.
Pemasangan penyetimbang
maksimal 3 titik
Beberapa
metode penyetimbangan batu gerinda:
1.
Mengurangi bagian
tertentu, dilakukan oleh pabrik
2.
Dengan menggunakan 2
buah bobot penyeimbang
3.
Dengan menggunakan 3
buah bobot penyeimbang
Batu gerinda yang tidak setimbang di
sebabkan beberapa faktor, antara lain:
a)
Campuran antara
abrasive dan bond yang tidak merata
b)
Batu gerinda tidak
sentris karena pemakaian
c)
Bagian dari batu basah
terkena air atau minyak
d)
Lubang poros yang tidak
sesuai dengan porosnya yang menyebabkan kelonggaran.
Kondisi
batu seperti diatas akan menyebabkan :
a)
Kualitas hasil
penggerindaan yang buruk.
b)
Getaran yang terjadi
akan mempengaruhi mesin
c)
Rusaknya bantalan
poros.
3. Pemasangan
batu gerinda
Pemasangan
batu gerinda pada mesin akan mempengaruhi kualitas penggerindaan. Pemasangan
yang salah akan berakibat fatal baik pada hasil penggerindaan, mesin gerinda
dan operatornya. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan,dalam pemasangan
batu gerinda harus mengikuti langkah-langkah yang sudah ditentukan. Pemasangan
batu gerinda ada 2 macam, langsung dan tak langsung. Pada pemasangan langsung,
batu gerinda langsung di pasang pada poros. Ini berlaku di mesin gerinda meja.
Pemasangan batu gerinda tak langsung harus melalui langkah-langkah dibawah ini:
1.
Periksa batu gerinda.
Cek fisik dari batu gerinda dari keretakan dan pastikan batu gerinda setimbang.
2.
Pastikan kertas pelapis
masih menempel pada kedua sisi batu dengan baik.
3.
Cek permukaan batu.
Pastikan tidak cacat, bebas dari oli/gemuk
4.
Masukan batu gerinda
pada poros. Pastikan tidak terlalu longgar/ terlalu sempit.
5.
Kondisikan seluruh
permukaan ring pelapis, flens dan batu gerinda benar-benar rapat, tidak ada
celah. Tebal ring pelapis maksimal 0,5 jika terbuaat dari kertas, dan maksimal
3,2 jika terbuat dari kulit. Diameter flens minimal 1/3 diameter batu gerinda ,
harus memiliki pembatas dan diameter lubang harus sesuai dengan diameter poros
mesin gerinda.
6.
Pastikan putaran ulir
pada poros memiliki arah yang berlawanan dengan putaran sumbu mesin.
7.
Ikat dengan kuat mur/
baut pengikat. Baut bersinggungan dan menekan flens. Tidak pada permukaan batu
gerinda. Pengencangan jangan terlalu kencang atau terlalu kendor, karena akan
membuat cacat batu gerinda.
4.
Pengasahan Batu Gerinda


|
Alat
pengasah gerinda berupa beberapa keping baja bergerigi yang disatukan, kemudian
dipasang pada sebuah pemegang, yang dapat berputar apabila ditekan ke roda
gerinda yang berputar. Alat lain untuk mengasah batu gerinda adalah intan. Agar hasil pengasahan (dressing) baik,
digunakan roda intan tunggal dengan mengarahkan 10 hingga 15 derajat dari
sumbu horizontal roda gerinda dan 1,8 sampai 1,4 inchi dibawah center. Untuk
dressing sebaiknya digunakan depth
of cut
0,005 mm sampai dengan 0,01mm.

|
Pemasangan roda gerinda
bisa dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Atur
kedudukan penyangga benda kerja sehingga sisi dalam penyangga benda kerja bisa
digunakan sebagai lintasan pemegang pengasah (dresser).
b. Periksa pelindung roda gerinda apakah sudah terpasang
dan terikat dengan baik.
c. Pakailah
kaca mata pelindung sebelum meangasah roda gerinda
d. Hidupkan
mesin sehingga roda gerinda bisa berputar secara baik.
e. Tempatkan
pengasah didepan roda gerinda dan letakkan pemegang mata pengasah pada
penyangga sampai roda gerinda tajam kembali.
5.
Pekerjaan-pekerjaan
menggerinda antara lain:
a. Menggerinda
permukaan sejajar (horizontal grinding)
1. Pilih
roda gerinda yang sisi-sisinya baik auat perbaiki dulu permukaan/sisinya dengan
menggunakan pengasah intan (diamond
dresser).
2. Pasang
benda kerja pada chuck magnet pada kedudukan yang sesuai untuk penggerindaan.
3. Periksa
kerataan benda kerja dengan menggunakan dial
indicator (jam ukur).
4.
Perinda
permukaan benda kerja dengan menggunakan gerakan meja.

|
b. Menggerinda
permukaan vertikal (Vertical Grinding)
1. Pilih
roda gerinda yang sisi-sisinya baik auat perbaiki dulu permukaan/sisinya dengan
menggunakan pengasah intan (diamond
dresser).
2. Pasang
benda kerja pada chuck magnet pada kedudukan yang sesuai untuk penggerindaan.
3. Periksa
kerataan benda kerja dengan menggunakan dial
indicator (jam ukur).
4. Gerinda
permukaan bagian belakang dengan menggunakan gerakan meja.
5. Pindah
roda gerinda ke depan untuk menggerinda permukaan benda kerja bagian depan dan
periksa kedudukan benda kerja.
6. Gerinda
sisi muka benda kerja dengan menggunakan gerakan meja.

|
c. Menggerinda
pahat
1. Periksa
secara visual keadaan sudut potong dan pertahankan jika sudah benar.
2. Pegang
pahat dengan tangan kiri dan sagga (sokong) dengan tangan pada dudukan.
Pegangan jari-jari dan ibu jari tangan kiri sangat penting pengaruhnya pada
pengasahan pahat.
3. Pegang
kepala pahat dengan tangan kanan dan gerakan sehingga sisi potong
perlahan-lahan ke muka dan ke belakang, serta gerakkan pahat melintang bidang
roda gerinda.
4. Balikkan
pahat, kemudian gerinda sisi potong yang lain.
K.
Kecepatan
Potong Batu Gerenda
Kecepatan
potong batu gerinda didapat dari persamaan:

Dimana:
n : kecepatan putar (rpm)
Vc : kecepatan potong (m/s)
d : diameter batu gerinda (mm)
Vc
: 

Contoh:
Sebuah batu
gerinda berdiameter 120 mm, akan bekerja dengan kecepatan potong 20 m/det.
Hitung berapa kecepatan putar batu gerinda mesin tersebut!
Jawab:


= 3185 rpm
L.
Waktu
Penggerendaan
Terdapat 2 macam
waktu penggerindaan, yaitu untuk sekali langkah pemakanan dan multi pemakanan/
penggerindaan.
1. Sekali
langkah.
Tm
= 

2. Multi
langkah
Tm
= 

Dimana:
Tm = waktu penggerindaan (menit)
l =
panjang benda kerja (mm)
L =
panjang penggerindaan (mm)
i =
jumlah pemakanan
v = kecepatan
gerak meja (m/menit)
b =
tebal benda kerja (mm)
B =
tebal penggerindaan/B = b (mm)
s = pemakanan
menyamping (mm/langkah)
Contoh:
Sebuah besi
kotak, panjang 190 mm dan lebar 150 mm yang akan digerinda. Dengan jumlah
pemakanan 4 kali, lebar batu gerinda 20 mm, pemakanan ke samping 6 mm/langkah,
kecepatan gerak meja 2 m/menit. Hitung waktu penggerindaan!
Jawab :
B = b =
150 mm;
L = l + 2
X 5 mm = 190 + 10 mm
= 200 mm
Tm
= 

Tm
= 

= 20 menit
Langganan:
Postingan (Atom)