TEORI PEMESINAN
CUTTING
TOOL DAN CUTTING FLUID

BAB I
CUTTING TOOL
A. Pendahuluan
Bahan-bahan yang digunakan untuk cutting tool pada proses pemesinan
merupakan faktor utama yang bisa mempengaruhi proses pemesinan itu sendiri.
Pada saat proses pemesinan, cutting tool mengalami
kenaikan temperatur dan tegangan akibat gesekan dengan benda kerja.
Beberapa
karakteristik dalam menentukan bahan cutting
tool antara lain :
1.
Kekerasan (hardness)
Kekerasan merupakan karakteristik di mana
bahan cutting tool harus lebih keras
daripada bahan benda kerja yang dikerjakan. Kekerasan bahan cutting tool akan mempengaruhi kekuatan cutting tool pada saat proses pemesinan,
khususnya pada temperatur tinggi tinggi (>600° C)
yang pada suhu tersebutmaterial logam akan mencapai suhu “ austenit “. Bahan yang digunakan cutting tool hendaknya dipilih sesuai dengan temperatur saat proses
pemesinan.
2.
Ketangguhan (toughness)
Ketangguhan merupakan suatu karakteristik di
mana ketahanan suatu cutting tool dalam
mengatasi gaya impak pada saat proses pemesinan, khususnya pada proses yang
berlangsung secara terputus-putus, misalnya pada proses pembuatan poros spline
dan roda gigi.
3.
Ketahanan aus
Ketahanan aus merupakan karakteristik yang
mempengaruhi umur cutting tool pada
proses pemesinan sebelum cutting tool tersebut
diasah ataupun diganti.
4.
Kestabilan kimiawi
Kestabilan kimiawi merupakan karakteristik
yang harus dipenuhi oleh bahan benda kerja yang bisa menyebabkan keausan.
B. Gaya Potong dan
Kecepatan Potong
Gaya geser dan
sudut bidang geser merupakan fungsi dari gaya
gesek serpihan dengan permukaan pahat, sedangkan gaya gesek tergantung kepada beberapa faktor,
antara lain kehalusan
dan ketajaman pahat, ada tidaknya zat pendingin (coolant), material pahat,
material benda kerja, kecepatan potong dan bentuk pahat nya.
Secara umum dapat dikatakan, bila gaya gesek besar, geramnya tebal, sudut geser
kecil. Untuk mengukur besarnya gaya-gaya tersebut, digunakan dinamometer
elektronik, misalnya gaya
potong tidak di ukur pada tempat pemotongan, tetapi reaksi pemotongan nya yang
di ukur. Kombinasi transduser dan platform, digunakan untuk mengukur 3- buah gaya dan momen
puntir/torsi (pada proses penggurdian).
Gaya-gaya yang
bekerja pada ujung mata pahat mesin bubut, dapat di lihat pada gambar:

Keterangan:



Dalam operasi
permesinan, gaya terpenting adalah Gaya Tangensial sebab secara persentase, gaya ini yang paling
besar. Ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan:
ü Gaya perkakas tidak
berubah secara signifikan dengan berubahnya kecepatan potong.
ü Makin besar hantaran
(feed) perkakas, makin besar gaya yang diperlukan.
ü Makin dalam pemotongan,
makin besar gaya yang diperlukan.
ü
Gaya tangensial meningkat dengan membesarnya serpihan.
ü Gaya longitudinal menurun,
bila jari-jari ujung pahat dibuat lebih besar, atau kalau sudut tepi pemotongan
sisi diperbesar.
ü Menggunakan media
pendingin (coolant)
Dibawah ini
dapat dilihat gambar ilustrasi dari approksimasi persentase dari distribusi
gaya-gaya potong yang terjadi pada pahat mata tunggal.

Keterangan:
= 27 %



Terlihat bahwa
Gaya Tangensial;
, mempunyai kontribusi gaya yang paling besar, oleh karena
itu gesekan dan panas akan lebih banyak timbul akibat gaya ini, sehingga atensi
dalam hal pendinginan (coolant), harus lebih di fokuskan di daerah tersebut.

Catatan: Terlihat bahwa ke-3 gaya tersebut seolah-olah mempunyai satuan
persen (%), pada hal, ini ingin mengatakan bahwa persentase itu merupakan
perbandingan gaya-gaya yang terjadi pada titik pusat pemotongan suatu benda
kerja logam pada suatu proses pembubutan.
Gaya
pada cutting
tool tergantung pada :
1.
Gaya tangensial (FT)
meningkat seiring dengan semakin besamya serpihan yang dihasilkan.
2.
Gaya longitudinal
(FL) semakin menurun jika jari-jari ujung pahat dibuat lebih besar
atau jika sudut tepi pemotongan sisi diperbesar.
3.
Semakin dalam
pemotongan (feed), semakin besar
gayanya.
4.
Semakin besar
hantaran cutting tool, semakin besar
gayanya.
Kecepatan potong adalah suatu harga yang diperlukan dalam menentukan
kecepatan pada proses penyayatan atau pemotongan benda kerja. Harga kecepatan
potong tersebut ditenyukan oleh jenis alat potong dan jenis benda kerja yang
dipotong. Rumus dasar untuk menentukan kecepatan potong adalah :
Keterangan :
Vs = kecepatan
potong dalam m/menit
D = diameter
pisau dalam mm
S =
kecepatan putaran dalam rpm
Faktor yang mempengaruhi harga kecepatan potong :
ü Bahan benda kerja/material
Semakin tinggi
kekuatan bahan yang dipotong, maka harga kecepatan potong semakin kecil.
ü Jenis alat potong
Semakin tinggi
kekuatan alat potong maka harga kecepatan potong semakion besar
ü Besarnya kecepatan penyayatan
Semakin besar
jarak penyayatan maka kecepatan potong semakin kecil
ü Kedalaman penyayatan
Berikut ini kecepatan potong standart untuk berbagai
jenis logam :

C. Bentuk dan Sudut
Pahat
Pahat mata tunggal dibuat dengan cara
digerinda sehingga berbentuk baji, di mana sudut yang tercakup dalam proses
penggerindaan disebut sudut potong. Untuk mencegah terjadinya penggesekan pahat
perlu dibuat sudut pengaman samping antara sisi pahat dengan benda kerja yang
biasanya hanya sekitar 6 sampai 8 derajat. Sudut potong pada pahat harus tajam
agar menghasilkan pemotongan yang baik dan tepinya harus kuat menahan gaya
perkakas itu sendiri serta untuk mengarahkan agar panas yang timbul bisa
keluar.

Terdapat 6 sudut utama yang memegang
peranan penting dalam pemesinan menggunakan pahat bubut. Sudut-sudut tersebut
adalah:
1) Sudut Rake Sisi (Side Rake Angle)
Istilah Rake Sisi menunjukkan
permukaan bagian atas yang digerinda miring dengan membentuk sudut terhadap
permukaan potong sisi. Sudut rake menentukan sudut ketika tatal meninggalkan
benda kerja dalam arah menjauhi permukaan potong sisi.
2) Sudut Rake Belakang (Back Rake Angle)
Istilah Rake Belakang menunjukkan
permukaan atas yang digerinda miring dengan membentuk sudut terhadap permukaan ujung.
Sudut Rake Belakang secara total juga ditentukan oleh pemegang pahat bubut.
Besar sudut ini mempengaruhi sudut dimana tatal meninggalkan benda kerja dalam
arah menjauhi permukaan ujung. Fungsi utama dari Sudut Rake adalah mengarahkan
aliran tatal meninggalkan permukaan benda kerja dan mengatur gaya potong. Gaya
potong ini harus didistribusikan secara merata pada masingmasing permukaan sisi
dan permukaan depan.
3) Sudut Bebas Sisi (Side Clearance Angle)
Istilah Bebas Sisi (side relief)
menunjukkan permukaan samping yang digerinda miring dengan membentuk sudut
terhadap permukaan sisi potong. Bebas sisi ini mengkonsentrasikan gaya tusuk yang
timbul pada suatu daerah kecil di dekat permukaan sisi potong.
4) Sudut Bebas Muka (Front Clearance Angle)
Istilah Bebas Muka (end relief)
berarti permukaan depan dari pahat yang digerinda miring dengan membentuk sudut
terhadap permukaan ujung. Bebas muka mengkonsentrasikan gaya tusuk yang timbul
di daerah ujung (nose) pada permukaan depan.
5) Sudut Sisi Potong Samping (Side Cutting Edge
Angle)
Istilah Sisi Potong Samping
menunjukkan permukaan samping yang digerinda miring dengan membentuk sudut
terhadap permukaan sisi dari pahat. Sudut Sisi Potong Samping membentuk sisi potong
(cutting edge) dalam hubungannya dengan tangkai (shank) pahat.
6) Sudut Sisi Potong Depan (End Cutting Edge Angle)
Istilah Sisi Potong Depan menunjukkan
permukaan depan yang digerinda miring dari ujung membentuk sudut terhadap sisi
tangkai bagian bawah. Sudut ini
membentuk sudut sisi potong dalam hubungannya
dengan benda kerja. Sudut Sisi Potong ini mempunyai fungsi penting yaitu memungkinkan
pahat bubut menusuk benda kerja dengan beban mula yang dijauhkan dari ujung
pahat, yang merupakan bagian paling lemah pada pahat. Sudut ini secara bertahap
melepaskan beban pada pahat ketika dilakukan proses pemakanan.
Material
|
Back
Rake
|
Side
Rake
|
End Relief
|
End Cutting Edge
|
Back Rake
|
Aluminium And Magnesium
Alloys
|
20
|
15
|
12
|
10
|
5
|
Copper Alloys
|
5
|
10
|
8
|
8
|
5
|
Steels
|
10
|
12
|
5
|
5
|
15
|
Stainless Steels
|
5
|
8-10
|
5
|
5
|
15
|
High Temperature Alloys
|
0
|
10
|
5
|
5
|
15
|
Refractory Alloys
|
0
|
20
|
5
|
5
|
15
|
Titanium Alloys
|
0
|
5
|
5
|
5
|
15
|
Cast Irons
|
5
|
10
|
5
|
5
|
15
|
Thermoplastics
|
0
|
0
|
20-30
|
15-20
|
10
|
Thermosets
|
0
|
0
|
20-30
|
15-20
|
10
|
- Bahan Cutting Tool
Pada proses produksi, bahan cutting tool sangat menentukan proses
maupun hasil proses, sehingga dalam perkembangannya muncul berbagai upaya untuk
meningkatkan kemampuan cutting tool agar
hasil yang diperoleh dari proses pemesinan semakin baik.
Bahan-bahan yang biasanya digunakan sebagai cutting tool pada proses pemesinan
antara lain :
1.
Baja karbon (Plain Carbon Steel)
Baja karbon mengandung 0,5 % - 1,5 % karbon.
Baja karbon jarang digunakan untuk cutting
tool, karena kemampuannya yang terbatas. Kekerasan baja karbon akan
berkurang pada suhu 250 0C
(523 0K), sehingga dapat digunakan pada kecepatan pemotongan yang
rendah. Baja ini biasanya digunakan untuk memotong bahan-bahan yang lunak
seperti light metal. Baja karbon
merupakan bahan yang paling tua yang digunakan sebagai cutting tool sejak abad ke-18.
2.
Baja perkakas paduan
(Alloyed Tool Steels)
Baja paduan merupakan baja karbon yang
ditambah dengan unsur-unsur paduan seperti : Tungsten (T), Molybdenum (M), Vanadium (Va), Cobalt (Co), dan Chromium (Cr). Baja paduan memiliki
kecepatan potong sedang. Baja paduan mengandung 0,7% karbon. Baja paduan ini digunakan sejak awal abad ke19. Ada
dua macam baja perkakas paduan, yaitu :
a.
baja perkakas
paduan rendah (low alloyed tool steels/ SS)
yang memiliki kekerasan yang berkurang pada suhu 400 0C (673 0K).
b.
baja perkakas
paduan tinggi (high alloyed tool steels/ HSS)
yang kekerasannya akan berkurang pada 600 °C (873 0K).
3.
Paduan tuang paduan bukan besi
(Cast Nonferrous Alloy Tool Bits)
Paduan ini terutama mengandung chrom, cobalt dan wolfram yang dibentuk dengan cara pengecoran. Paduan ini memiliki
kecepatan potong 30% - 100% lebih tinggi daripada HSS, kekerasannya tinggi,
ketahanan terhadap keausan tinggi, sehingga mampu digunakan sampai suhu 800 0C
(1073 0K), tetapi sifatnya rapuh dan tidak seulet HSS. Baja paduan
ini mengandung 2% C. Nama yang biasanya digunakan antara lain
: Stellite, Tantung Rex Alloy, J Metal.
4.
Karbida (Cemented Carbides/Sintered Tool)
Karbida dihasilkan dengan teknik metalurgi
serbuk (powder metallurgy), di mana
serbuk logam wolfram karbida dan cobalt dikempa untuk membentuk, kemudian
melalui proses sintering dalam tungku atmosfer hidrogen pada temperatur 1550 0C,
dan diselesaikan dengan operasi penggerindaan. Perkakas karbida yang mengandung
94% wolfram karbide dan 6% cobalt sesuai digunakan untuk memotong
besi cor dan semua bahan kecuali baja. Khusus untuk memotong baja, karbida yang
digunakan mengandung 82 % tungsten
carbide, 10 % titanium, 8 % cobalt dengan kekerasan 75 - 90 HR. Kecepatan
potongnya tiga kali lebih cepat daripada HSS. Kekerasannya akan berkurang pada
suhu 900 0C (11/3 0K). Tungsten carbide biasanya digunakan untuk besi tuang, logam nonferrous, plastik, karet. Sedangkan tungsten-titanium dan tantalum-titanium carbide biasanya
digunakan untuk baja. Karbida mulai digunakan sejak tahun 1930 pada proses
produksi dengan kapasitas tinggi.
5.
Keramik (Cutting Ceramics/Alumina Base Ceramic atau Cermet)
Keramik dihasilkan melalui teknik metalurgi
serbuk (powder metallurgy) aluminium
oksida (Al2,O3) aengan titanium, kromium oksida atau magnesium oksida yang dicampurkan
dengan bahan perekat kaca. Kecepatan potongnya dua kali lebih cepat daripada
karbida. Sifatnya sangat keras, rapuh, dan tahan aus. Kekerasannya akan
berkurang pada suhu 1300 0C (1573 0K). Keramik biasanya
digunakan pada proses pemesinan semi
finishing dan finishing pada
benda kerja besi tuang (besi cor) atau logam keras Iainnya. Keramik mulai
digunakan sebagai bahan cutting tool sejak tahun 1950.
6.
Cubic Boron
Nitride
Cubic boron
nitride merupakan bahan cutting tool yang memiliki sifat ketahanan aus dan kekuatan
potong yang sangat tinggi, mendekati kekerasan intan. Bahan ini biasanya digunakan sebagai
bahan pengasah pada batu gerinda.
7.
Intan (Diamona)
Intan digunakan pada pahat mata tunggal untuk pemotongan
ringan dan untuk mengerjakan benda-benda yang membutuhkan kecepatan tinggi (10
kali lebih cepat daripada pahat lain atau kecepatannya lebih dari 1000 m/menit)
dan permukaannya yang sangat baik
(kedalaman potong 0,02 - 0,06 mm). Sifatnya sangat keras, rapuh, tahan
aus tetapi harganya sangat mahal. Kekerasannya akan berkurang pada suhu 900 0C
(1173 0K). Intan digunakan untuk memotong benda kerja yang sulit
dipotong dengan bahan cutting tool yang
lain, ataupun untuk pemotongan ringan dengan kecepatan tinggi pada bahan yang
lebih lunak dengan ketelitian dan mengutamakan penyelesaian permukaan (surface finishing) yang baik. Umumnya,
intan digunakan untuk memproses plastik, karet keras, karbon tekan, dan alumunium
dengan kecepatan potong 300 - 1500 m/men. Intan juga digunakan untuk melapisi
roda gerinda, untuk cetakan penarikan kawat kecil, dan dalam operasi
penggerindaan dan pemolesan.
Tabel 4.
Karakteristik material cutting tool
Karakteristik
|
Material cutting tool
|
|||||||
Baja karbon rendah
|
HSS
|
Sintered
Carbide
|
HSS
Coating
|
Carbide Coating
|
Ceramic
|
Cubic Boron Nitride
|
Intan
|
|
katangguhan
|
![]() |
|||||||
Kekerasan Panas
|
![]() |
|||||||
Kekuatan Impak
|
![]() |
|||||||
Katahanan Aus
|
![]() |
|||||||
Kecepatan Pemotongan
|
![]() |
|||||||
Harga Material
|
![]() |
|||||||
Nilai Kekerasan
|
60 HRC
|
65 HRC
|
65 HRC
|
90 HRC
|
93
HRC/1800 HK
|
2100 HK
|
5000 HK
|
8000 HK
|
dimana :
HRC = Nilai kekerasan Rockwell
HK = Nilai kekerasan Knoop
- Umur Pahat
Umur pahat merupakan salah satu faktor
penting dalam proses produksi, karena waktu yang diperlukan untuk penggantian
pahat dan penyetelan kembali menyebabkan berkurangnya kemampuan pahat. Umur
pahat adalah ukuran lamanya suatu pahat yang mampu memotong dengan baik. Umur
pahat dapat diukur dengan beberapa cara, antara lain :
1.
Pada sisi pahat, yaitu
suatu tepi yang kecil yang menonjol dari ujungnya terampelas hilang. Kerusakan
pahat terjadi jika tepi ini telah aus 1,58 mm dan pada pahat HSS dan 0,76 mm
pada pahat karbida.
2.
Pada muka pahat
dalam bentuk kawah kecil (depresi) di belakang ujungnya. Depresi disebabkan
adanya aksi pengampelasan dari serpihan sewaktu melewati permukaan pahat.
Untuk pahat didefinisikan sebagai umur pahat
dalam menit terhadap kecepatan memotong dalam meter tiap menit atau dalam cm3
dari logam yang dipotong, karena umur pahat akan berkurang seiring dengan
meningkatnya kecepatan memotong pahat.
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan umur pahat antara lain :
1.
Penggerindaan tepi
sudut pahat yang tidak tepat
Penggerindaan hendaknya disesuaikan dengan
sudut potong pahat, di mana sudut potong pahat tergantung pada bahan yang
dipotong, dan nilainya sudah tercantum pada buku acuan, literatur perusahaan,
dan sumber-sumber lain.
2.
Kekerasan pahat
hilang
Hilangnya kekerasan pahat disebabkan
timbulnya panas yang berlebihan pada tepi pemotongan. Keadaan ini bisa dicegah
dengan penggunaan media pendinginan secara efektif atau pengurangan kecepatan
potong.
3.
Pematahan atau penyerpihan
tepi pahat
Pematahan ini disebabkan oleh pemotongan
yang terlalu berat atau karena sudut potong yang terlalu kecil.
4.
Aus alamiah dan
pengampelasan
Semua pahat secara bertahap akan tumpul
karena proses pengampelasan. Dalam beberapa kasus, kejadian ini dipercepat
dengan adanya pembentukan depresi di belakang tepi potong. Dengan meningkatnya
ukuran depresi yang terjadi akan mengakibatkan tepi potong semakin lemah dan
akhirnya pahat akan patah.
5.
Pahat retak karena
beban berat
Kejadian ini bisa diatasi dengan penggunaan
pahat sesuai dengan kapasitasnya dan pemasangan pahat secara tepat
F. Kemampumesinan (Machinability)
Kemampumesinan (machinability) merupakan kemudahan suatu benda kerja untuk
dipotong oleh cutting tool dalam
proses pemesinan. Kemampumesinan meliputi hal-hal yang biasanya merupakan daya cutting tool yang diperlukan untuk
memotong suatu benda kerja, umur cutting
tool, biaya pekerjaan pemotongan, dan permukaan benda kerja yang dihasilkan
dari proses pemotongan tersebut. Kemampumesinan sangat dipengaruhi oleh bentuk
dan bahan cutting tool yang digunakan
untuk memotong benda kerja. Sehingga cutting
tool yang digunakan harus sesuai dengan benda kerja yang akan dipotong,
agar hasil pekerjaan yang diperoleh, bisa maksimal sesuai dengan yang direncanakan
baik benda kerja yang dihasilkan maupun umur cutting tool itu sendiri.
BAB II
CUTTING FLUID
A. Pendahuluan
Pada proses-proses pengerjaan logam,
khususnya pekerjaan pemotongan akan terjadi panas yang tinggi sebagai akibat
adanya gesekan antara cutting cool dan
benda kerja yang dipotong. Jika temperatur kerja dan tekanan cutting tool pada benda kerja tidak
diatur, maka permukaan keduanya cenderung akan menyatu. Untuk mengatur
temperatur kerja dan tekanan cutting tool
pada benda kerja, maka perlu digunakan media pendingin.
- Fungsi Cutting Fluid
Dalam proses pemotongan logam, media
pendingin memiliki fungsi sebagai
berikut sebagai berikut :
1.
Mengurangi gesekan
yang terjadi antara cutting tool, benda
kerja, dan geram yang timbul sehingga menghasilkan umur cutting tool yang tinggi dan surface
finish yang baik khususnya pada
kecepatan potong rendah.
2.
Mengurangi temperatur
pada ujung cutting tool dan benda kerja sehingga
menghindarkan terjadinya thermal deformation.
3.
Membersihkan geram
yang timbul akibat proses pemotongan atau sebagai media flush untuk membawa chip hasil dari proses
machining keluar dari cutting zone.
4.
Memperbaiki
penyelesaian permukaan benda kerja yang dihasilkan.
5.
Memperpanjang umur
cutting tool.
6.
Mengurangi
terjadinya korosi pada mesin perkakas (khususnya cutting tool) dan benda kerja.
7.
Mencegah terjadinya penyatuan geram dengan cutting tool.
8.
Mendinginkan benda kerja khususnya pada kecepatan potong tinggi.
9.
Memudahkan pengambilan benda kerja, karena bagian yang panas telah didinginkan.
10.
Memperpanjang umur pahat
C.
Karakteristik Cutting Fluid
Pemakaian cairan pendingin
biasanya mengefektifkan proses pemesinan. Untuk itu ada beberapa kriteria untuk
pemilihan cairan pendingin tersebut, walaupun dari beberapa produsen mesin
perkakas masih mengijinkan adanya pemotongan tanpa cairan pendingin. Kriteria
utama dalam pemilihan cairan pendingin pada proses pemesinan adalah :
1.
Unjuk kerja proses
Ø Kemampuan penghantaran panas (Heat transfer performance)
Ø Kemampuan pelumasan (Lubrication performance )
Ø Pembuangan beram (Chip flushing)
Ø Pembentukan kabut fluida (Fluid mist generation)
Ø Kemampuan cairan membawa beram (Fluid carry-off in
chips)
Ø Pencegahan korosi (Corrosion inhibition)
Ø Stabilitas cairan/Fluid stability (untuk
emulsi)
Ø
Tidak merusakkan
mesin (khususnya cutting tool) dan
benda kerja
Ø
temperatur didih dan titik uap.
Ø
Tidak berbuih, dan
2.
Harga
3.
Keamanan terhadap lingkungan
Ø
Tidak menimbulkan polusi
4.
Keamanan terhadap kesehatan (Health Hazard Performance)
Ø
Tidak menimbulkan
kendala secara fisiologis terhadap operator
- Jenis Media Pendingin
Cutting fluid merupakan bagian dari metalworking
fluid (MWF). Umumnya media pendingin yang digunakan pada proses pemesinan berbentuk
cairan, karena dapat diarahkan pada cutting
tool pada posisi yang sesuai dengan yang diharapkan dan mudah
disirkulasikan kembali namun pada aplikasinya cutting fluid ada berbagai jenis
dan bentuk.
Berdasarkan
cara pengaplikasiannya, MWF ini sebenarnya dibagi menjadi dua bagian
besar, yaitu:
- Neat oil, penggunaannya tidak perlu dicampur dengan air.
Penggunaannya langsung, tanpa dicampur air. Oli jenis ini biasanya digunakan pada peralatan potong
yang membutuhkan fungsi pelumasan dari oli yang lebih tinggi dibandingkan
dengan fungsi pendinginan.Umumnya penggunaannya untuk proses pengerjaan metal yang lebih ekstrim
(dalam hal kekerasan metal yang dikerjakan).
- Water mixable cutting fluid, penggunaannya dicampur dengan air.
Penggunaannya dengan
dicampur air. Perbandingan pencampuran berbeda-beda tergantung proses pengerjaannya.Masalah yang umum
dihadapi dengan menggunakan oli jenis ini adalah timbulnya bau yang tidak sedap
akibat dari bakteri yang bisa hidup pada
media oli mineral jenis ini. Jenis bakteri ini adalah “anaerob” yang mampu
hidup tanpa oksigen, sehingga mudah berkembang bila kondisi ruangan kurang terbuka
(ventilasi/sirkulasi udara kurang
baik)
Untuk mengantisipasi masalah bau yang tidak sedap, ada beberapa cara yang bisa dilakukan
antara lain :
ü Buat sirkulasi udara yang baik di sekitar lokasi peralatan potong
ü Jika bau telah terjadi
bisa dilakukan proses
penghilangan bakteri dengan menggunakan
“desinfektan khusus”.
ü Untuk
mengantisipasi jangan sampai terjadi masalah bau tak sedap maka gunakan oli dari seri
sintetik.
Meskipun umumnya
berbentuk cairan, tetapi ada beberapa bahan media pendingin
yang juga dapat digunakan pada proses pemesinan, antara lain :
1.
Bahan padat,
Bahan padat merupakan unsur tertentu dalam benda kerja yang memperbaiki
kemampuan memotong cutting tool terhadap
benda kerja, misalnya grafit dalam besi cor kelabu.
2.
Bahan cair
Bahan cair terutama dalam bentuk larutan air atau larutan minyak dengan
bahan tambahan tertentu untuk meningkatkan efektivitas media pendingin itu.
Bahan cair yang biasanya digunakan antara lain :
- Minyak murni (Straight Oils) adalah minyak yang tidak dapat diemulsikan dan digunakan pada proses pemesinan dalam bentuk sudah diencerkan. Minyak ini terdiri dari bahan minyak mineral dasar atau minyak bumi, dan kadang mengandung pelumas yang lain seperti lemak, minyak tumbuhan, dan ester. Selain itu bisa juga ditambahkan aditif tekanan tinggi seperti Chlorine, Sulphur dan Phosporus. Minyak murni menghasilkan pelumasan terbaik , akan tetapi sifat pendinginannya paling jelek diantara cairan pendingin yang lain.
b.
Minyak mineral : merupakan
bahan yang memiliki lapisan film tipis di antara cutting tool dan permukaan benda kerja yang dipotong. Lapisan ini mengurangi gesekan dan keausan permukaan cutting tool dan benda kerja. Minyak ini
berasal dari minyak tumbuhan, minyak hewan dengan ditambah zat aditif.
- Minyak sintetik (Synthetic Fluids) : merupakan minyak yang tidak mengandung minyak bumi atau minyak mineral dan sebagai gantinya dibuat dari campuran organik dan inorganik alkaline bersama-sama dengan bahan penambah (additive) untuk penangkal korosi. Minyak ini biasanya digunakan dalam bentuk sudah diencerkan (biasanya dengan rasio 3 sampai 10%). Minyak sintetik menghasilkan unjuk kerja pendinginan terbaik diantara semua cairan pendingin.
d.
Emulsi (water soluble fluid atau minyak larut air) : merupakan media pendingin yang tersusun dari dua bahan
cair yang bersifat imisible (tidak
terlarut satu sama lain) seperti minyak dan air. Media ini sangat efektif
digunakan untuk pemotongan benda kerja dengan kecepatan tinggi.
e.
Sintesis : merupakan larutan
kimia yang tersusun dari senyawa anorganik yang terlarut dalam air.
f.
Grease : merupakan senyawa
semisolid dengan viskositas tinggi.
g.
Waxes : merupakan senyawa
yang tersusun dari minyak hewan tumbuhan yang biasanya digunakan untuk proses
pemotongan stainless steel dan bahan
paduan temperatur tinggi.
- Soluble Oil : pendingin ini akan membentuk emulsi ketika dicampur dengan air. Konsentrat mengandung minyak mineral dasar dan pengemulsi untuk menstabilkan emulsi. Minyak ini digunakan dalam bentuk sudah diencerkan ( biasanya konsentrasinya = 3 sampai 10%) dan unjuk kerja pelumasan dan penghantaran panasnya bagus. Minyak ini digunakan luas oleh industry pemesinan dan harganya lebih murah diantara cairan pendingin yang lain.
- Cairan semi sintetik (Semi-synthetic fluids) adalah kombinasi antara minyak sintetik dan soluble Oil dan memiliki karakteristik kedua minyak pembentuknya. Harga dan unjuk kerja penghantaran panasnya terletak antara dua buah cairan pembentuknya tersebut.
3.
Bahan gas, termasuk
uap air, karbon dioksida, dan udara tekan
Selain bahan-bahan tersebut di atas, juga
digunakan media pendingin kimia. Media pendingin kimia merupakan paduan antara
zat kimia yang dilarutkan dalam air. Media pendingin ini berfungsi sebagai
pendingin dan pelumas (coolant-cutting fluid).
Zat kimia yang biasa digunakan antara lain :
1.
amina dan nitrit
untuk mencegah karat
2.
bahan sabun
sebagai pelumas
3.
chlorin sebagai
pelumas
4.
glikol sebagai
bahan pengaduk dan pembasah, dan
5.
germisida sebagai
pengendali pertumbuhan bakteri.
Dalam aplikasinya, media pendingin yang
digunakan tergantung pada bahan yang akan dipotong dan jenis operasi pemotongan
yang akan dilakukan. Hal ini perlu dilakukan karena semakin cepat pemotongan
yang dilakukan dan meningkatnya daya mesin perkakas akan mengakibatkan semakin
tingginya temperatur yang dihasilkan, sehingga akan mempengaruhi keadaan cutting tool, benda kerja, dan
lingkungan di sekitar proses pemotongan itu sendiri. Pemilihan media pendingin
secara efektif bisa dilakukan sebagai berikut :
1.
Besi cor
Media pendingin yang digunakan adalah udara
tekan, minyak larutan, atau dipotong dalam kondisi kering.
2.
Aluminium
Media pendingin yang digunakan adalah
kerosin, minyak larutan, atau air soda (air dengan persentase kecil dengan
beberapa alkali yang berfungsi sebagai pencegah karat).
3.
Besi mampu tempa
Media pendingin yang digunakan adalah dalam
kondisi kering atau minyak larut air.
4.
Kuningan
Media pendingin yang digunakan adalah dalam
kondisi kering, minyak parafin atau campuran minyak hewan.
5.
Baja
Media pendingin yang digunakan adalah minyak
larutan, minyak tersulfurisasi, atau minyak mineral.
6.
Besi tempa
Media pendingin yang digunakan adalah lemak hewan atau minyak
larut air.
- Cara Pemberian Cairan Pendingin Pada Proses Pemesinan
Cara pemberian cairan pendingin pada
proses pemesinan adalah sebagai beikur :
- Dibanjirkan ke benda kerja (Flood Application of Fluid), pada pemberian cairan pendingin ini seluruh benda kerja di sekitar proses pemotongan dibanjiri dengan cairan pendingin melalui saluran cairan pendingin yang jumlahnya lebih dari satu ( Gambar 6.1).

Gambar 2.1. Pemberian cairan
pendingin dengan cara
dibanjirkan pada benda kerja
- Disemprotkan (Jet Application of Fluid), pada proses pendinginan dengan cara ini cairan pendingin disemprotkan langsung ke daerah pemotongan (pertemuan antara pahat dan benda kerja yang terpotong). Sistem pendinginan benda kerja adalah dengan cara menampung cairan pendingin dalam suatu tangki yang dilengkapi dengan pompa yang dilengkapi filter pada pipa penyedotnya. Pipa keluar pompa disalurkan melalui pipa/selang yang berakhir di beberapa selang keluaran yang fleksibel ( Gambar 6.2). Cairan pendingin yang sudah digunakan disaring dengan filter pada meja mesin kemudian dialirkan ke tangki penampung.

Gambar 2.2. Cara pendinginan
dengan cara disemprotkan langsung
ke daerah pemotongan pada proses pembuatan lubang
- Dikabutkan (Mist Application of Fluid), pemberian cairan pendingin dengan cara ini cairan pendingin dikabutkan dengan menggunakan semprotan udara dan kabutnya langsung diarahkan ke daerah pemotongan ( Gambar 6.3).

Gambar 2.3. Pemberian cairan
pendingin dengan cara
mengabutkan cairan pendingin
- Perawatan Dan Pembuangan Cairan Pendingin
Perawatan cairan pendingin meliputi pemeriksaan :
ü
Konsentrasi dari emulsi soluble oil (menggunakan refractometer)
ü
pH ( dengan ph meter)
ü
Kuantitas dari minyak yang tercampur (kebocoran minyak hidrolik ke dalam
sistem cairan pendingin)
ü
Kuantitas dari partikel (kotoran) pada cairan pendingin.
Hal yang dilakukan pertama kali
untuk merawat cairan pendingin adalah menambah konsentrat atau air,
membersihkan kebocoran minyak, menambah biocides untuk mencegah
pertumbuhan bakteri dan menyaring partikel-partikel kotoran dengan cara Centrifuging
( Gambar 6.5).

Gambar 2.4. Peralatan
centrifuing untuk cairan pendingin
Cairan pendingin akan menurun
kualitasnya sesuai dengan lamanya waktu pemakaian yang diakibatkan oleh
pertumbuhan bakteri, kontaminasi dengan minyak pelumas yang lain, dan partikel
kecil logam hasil proses pemesinan. Apabila perawatan rutin sudah tidak
ekonomis lagi maka sebaiknya dibuang. Apabila bekas cairan pendingin tersebut
dibuang di sistem saluran pembuangan, maka sebaiknya diolah dulu agar supaya
komposisi cairan tidak melebihi batas ambang limbah yang diijinkan.
DAFTAR PUSTAKA
Kalpakjian, S. 1995. Manufacturing Engineering and technology. New York :
Addison – Wesley Publishing Company
Suhardi. 1997. BPK Teknologi Mekanik II. Surakarta : Universitas Sebelas
Maret
Wijayanto,
D.S., dan Estriyanto, Y. 2005. Teknologi Mekanik : Mesin Perkakas. Surakarta :
UNS Press
Widarto.
2008. Teknik Pemesinan Jilid 2 Untuk SMK. Jakarta : Departemen Pendidikan
Nasional
Sunyoto, 2008. Teknik Mesin Industri Jilid 2Untuk SMK. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Sumbodo, W. 2008. Teknik Produksi Mesin Industri Untuk
Smk Jilid 1. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional
Rahdiyanta, D. 2010. Buku 6 : Cairan Pendingin Untuk Proses Pemesinan.
Jogjakarta : Universitas Negeri Yogyakarta
Spesifikasi Oli Pelumas CNC Molding Cutting Oil
BalasHapusJual Oli Hidrolik | Jual Oli Industri | Jual Oli Kompresor | Supplier Oli Industri
Petrofer adalah cairan logam yang dapat larut dalam air sehingga membentuk emulsi sangat stabil bila dicampur dengan air pada berbagai tingkat kekentalan. stabilitas emulsi tidak dipengaruhi oleh ion air keras dan oleh fakta bahwa minyak tidak berbusa kemudian membuat yang ideal tinggi dari petrofer memberikan pendinginan yang superior untuk berbagai proses pengerjaan logam.
Aplikasi
petrofer larut direkomendasikan untuk tugas ringan memotong kasar pada semua jenis logam non-ferrous dan logam besi kecuali magnesium. Akan bermanfaat dalam memotong, menggergaji, membuat lubang, penggilingan dan memperbaiki lubang. Ini sangat ideal untuk mesin tugas berat karena sifat pembasahan yang efektif dan penyejuk. Perbandingan pengenceran dengan air adalah rentang khas untuk mesin umum 01:10 dan 01:40 untuk mesin tugas berat.
Manfaat oli dan pelumas jenis ini antara lain:
Melindungi terhadap karat dan korosi
Tidak berbusa
Kesediaan pembasahan sempurna dan pendinginan
Menahan serangan bakteri yang dapat menyebabkan ketengikan
Penyimpanan
Produk ini harus disimpan di dalam (5-40 ° C) tidak lebih dari 1 tahun dan dilindungi dari pembekuan.
Untuk informasi lebih lanjut bisa menghubungi saya
Email tommy.transcal@gmail.com
Mobile :081310849918
Terima kasih
Best Real Money Casino Apps in USA 2021 - CasinoWow
BalasHapusSlots Casino 바카라 사이트 — One of the most recognizable online slots games around. 바카라사이트 This game's most recent is https://access777.com/ the Playtech 🏆 Best Real febcasino Money https://tricktactoe.com/ Casino App: SlotWolf🎁 #1 USA Casino Bonus: Risk Free Spins for $1,000🏆 Best Real Money Casino App: SlotsMillion